Wednesday, 21 November 2012

Bebas! Dokjali Si Elang Jawa Dilepas di Lereng Gunung Slamet

Banyumas - Cuaca cerah di lereng Gunung Slamet mendukung pelepasan Dokjali, seekor Elang Jawa Indonesia (Nisaetus bartelsi), di hulu sungai Banjaran lerengd Selatan Gunung Slamet, Banyumas, Jawa Tengah. Pelepasan dilakukan oleh Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Suaka Elang, Biodiversity Society Banyumas, masyarakat Desa Melung dan PT Indonesia Power.

Elang jawa tersebut merupakan hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dari pemburu dan selanjutnya dibawa ke Suaka Elang selama empat tahun untuk menjalani rehabilitasi.

Sebelum hewan langka itu dilepasliarkan, sempat dibangun kandang habituasi yang di bangun di dekat bukit Cendana lereng Gunung Slamet. Kandang habituasi merupakan kandang untuk penyesuaian sebelum elang tersebut dilepasliarkan.

Sebelum menjalani rehabilitasi di Suaka Elang, elang Jawa ini sempat ditempatkan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Gadog, Bogor, Jabar, sekitar dua tahun. Saat ini, usia elang diperkirakan mencapai empat hingga lima tahun.

Lika liku penyelamatan, perawatan di Suaka Elang sampai pelepasliarannya di kawasan sekitar hulu Sungai Banjaran lereng Selatan Gunung Slamet tidak lepas dari dukungan banyak pihak.

"Si Dokjali ini diadopsi dan didanai oleh Indonesia Power. Memang lebih baik dana BUMN itu digunakan untuk konservasi lingkungan, atau pemberdayaan ekonomi riil masyarakat sekitar," kata Koordinator Biodiversity Society Banyumas, Timur Sumardiyanto, kepada wartawan, Rabu (14/11/2012).

Menurut dia, selain elang jawa, spesies raptor juga banyak terdapat di Gunung Slamet. “Ada elang hitam, bido, ular dan raptor migrant lainnya terlihat di gunung slamet,” katanya.

Dia menjelaskan, elang Jawa yang hampir punah ini merupakan endemik Pulau Jawa. Keberadaanya terus berkurang karena perburuan liar dan semakin sempitnya habitat burung ini. Beruntung masih banyak pihak yang perduli dengan konservasi lingkungan.

Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Ahmad Husain, saat ditemui usai pelepasliaran elang jawa, mengatakan, pihaknya menyambut baik langkah yang dilakukan Suaka Elang, Biodiversity Society, BKSDA dan PT Indonesia Power.

"Burung ini juga disimbolkan menjadi garuda, lambang negara kita, namun burungnya semakin lama semakin habis. Oleh sebab itu, kita harus menjaga kelestariannya dan Pemerintah Kabupaten Banyumas akan mengusulkan paling tidak berupa Perbup (peraturan bupati) yang kemudian bisa dijadikan peraturan derah (Perda), khususnya tentang perlindungan satwa-satwa yang dilindungi," katanya.

Menurut dia, Gunung Slamet merupakan salah satu habitat elang jawa sehingga dipilih sebagai lokasi pelepasliaran burung ini. Sementara di Jawa Tengah sendiri penyebaran elang jawa hanya tinggal di Gunung Slamet, Merapi, Merbabu, Dieng, serta hutan di Pemalang.

No comments:

Post a Comment