Banyumas - Cuaca cerah di lereng Gunung Slamet
mendukung pelepasan Dokjali, seekor Elang Jawa Indonesia (Nisaetus
bartelsi), di hulu sungai Banjaran lerengd Selatan Gunung Slamet,
Banyumas, Jawa Tengah. Pelepasan dilakukan oleh Tim dari Balai
Konservasi Sumber Daya Alam, Suaka Elang, Biodiversity Society Banyumas,
masyarakat Desa Melung dan PT Indonesia Power.
Elang jawa
tersebut merupakan hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Jawa Barat dari pemburu dan selanjutnya dibawa ke Suaka Elang
selama empat tahun untuk menjalani rehabilitasi.
Sebelum hewan
langka itu dilepasliarkan, sempat dibangun kandang habituasi yang di
bangun di dekat bukit Cendana lereng Gunung Slamet. Kandang habituasi
merupakan kandang untuk penyesuaian sebelum elang tersebut
dilepasliarkan.
Sebelum menjalani rehabilitasi di Suaka Elang,
elang Jawa ini sempat ditempatkan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS)
Gadog, Bogor, Jabar, sekitar dua tahun. Saat ini, usia elang
diperkirakan mencapai empat hingga lima tahun.
Lika liku
penyelamatan, perawatan di Suaka Elang sampai pelepasliarannya di
kawasan sekitar hulu Sungai Banjaran lereng Selatan Gunung Slamet tidak
lepas dari dukungan banyak pihak.
"Si Dokjali ini diadopsi dan
didanai oleh Indonesia Power. Memang lebih baik dana BUMN itu digunakan
untuk konservasi lingkungan, atau pemberdayaan ekonomi riil masyarakat
sekitar," kata Koordinator Biodiversity Society Banyumas, Timur
Sumardiyanto, kepada wartawan, Rabu (14/11/2012).
Menurut dia,
selain elang jawa, spesies raptor juga banyak terdapat di Gunung Slamet.
“Ada elang hitam, bido, ular dan raptor migrant lainnya terlihat di
gunung slamet,” katanya.
Dia menjelaskan, elang Jawa yang hampir
punah ini merupakan endemik Pulau Jawa. Keberadaanya terus berkurang
karena perburuan liar dan semakin sempitnya habitat burung ini.
Beruntung masih banyak pihak yang perduli dengan konservasi lingkungan.
Sementara
itu, Wakil Bupati Banyumas Ahmad Husain, saat ditemui usai
pelepasliaran elang jawa, mengatakan, pihaknya menyambut baik langkah
yang dilakukan Suaka Elang, Biodiversity Society, BKSDA dan PT Indonesia
Power.
"Burung ini juga disimbolkan menjadi garuda, lambang
negara kita, namun burungnya semakin lama semakin habis. Oleh sebab itu,
kita harus menjaga kelestariannya dan Pemerintah Kabupaten Banyumas
akan mengusulkan paling tidak berupa Perbup (peraturan bupati) yang
kemudian bisa dijadikan peraturan derah (Perda), khususnya tentang
perlindungan satwa-satwa yang dilindungi," katanya.
Menurut dia,
Gunung Slamet merupakan salah satu habitat elang jawa sehingga dipilih
sebagai lokasi pelepasliaran burung ini. Sementara di Jawa Tengah
sendiri penyebaran elang jawa hanya tinggal di Gunung Slamet, Merapi,
Merbabu, Dieng, serta hutan di Pemalang.
No comments:
Post a Comment