Tuesday 27 November 2012

PROGRAM KEMITRAAN PEMBANGUNAN LANSEKAP BERKELANJUTAN (SLP)

Tantangan global --seperti perubahan iklim, persaingan untuk mendapatkan lahan pertanian dan akses air bersih--mendorong sektor swasta, pemerintah dan LSM untuk bekerjasama menemukan solusi menguntungkan secara ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan.

Program Kemitraan Pembangunan Lansekap Berkelanjutan  [Sustainable Landscapes Partnership-SLP] adalah sebuah kemitraan inovatif  yang menghimpun kalangan pemerintah, dunia usaha (swasta) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan mencari solusi baru dalam mencegah pengrusakan hutan dan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui pengembangan model-model usaha beremisi rendah karbon.
Para anggota dan pendiri SLP adalah Conservation International, the US Agency for International Development (USAID) and the Walton Family Foundation yang akan memusatkan perhatiannya pada bentang alam kabupaten terpilih.
LIHAT JUGA:  Cara Seleksi Program Kemitraan Pembangunan Landsekap Berkelanjutan (PDF 300 KB)

Setiap bentang alam  yang dipilih melalui seleksi,  berpotensi untuk program REDD+ -- Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan plus konservasi-- pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan cadangan karbon hutan. Selain itu peluang usaha beremisi karbon rendah akan dikembangkan di kawasan yang diseleksi dengan tujuan pengurangan 50 persen potensi emisi CO2 dari penggunaan lahan dengan cara mengubah pendekatan investasi dalam jangka  lima tahun ke depan, disamping juga akan mempertahankan keunikan keragaman hayati Indonesia.

Program percontohan pertama akan diluncurkan di  tingkat kebupaten yang memiliki nilai konservasi tinggi. Indonesia merupakan salah negara dengan emisi GRK terbesar di dunia yang diakibatkan pembukaan lahan dan kebakaran hutan. 
GRK Indonesia terutama berasal dari lahan gambut serta pengrusakan dan pengurangan hutan alam akibat alih fungsi lahan besar-besaran ke berbagai komoditi seperti perkebunan sawit dan industri bubur kertas. Menyikapi perkembangan ini, pemerintah Indonesia memaklumkan niatnya untuk menurunkan emisi GRK-nya pada dekade mendatang  sebanyak 26% pada tahun 2020, bahkan akan mencapai lebih dari 41% --jika mendapat bantuan internasional-- sambil tetap mempertahankan pertumbuhan ekonominya pada 7%  pertahun.

Program ini terlebih dahulu dimulai dari pembentukan Associate Committee (AC)  yang terdiri dari perusahaan-perusahaan swasta [lokal, nasional dan internasional] yang akan rekomendasi investasi penurunan emisi yang spesifik, yang menggabungkan trend dan tindakan terbaik yang berskala dunia, sehingga SLP  dapat menjadi proyek-proyek yang dibutuhkan oleh pasar.

LEBIH LANJUT:  Lembar Fakta tentang SLP (PDF 509 KB)

No comments:

Post a Comment