tag:blogger.com,1999:blog-63138089106287812202024-03-20T02:30:02.904-07:00LACAK LIARUPDATE BERITA KONSERVASI DAN SATWA LIARAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-68384064013107253402012-11-28T20:18:00.002-08:002012-11-28T20:19:06.764-08:00Dituding Menambang di Lahan Konservasi, PT Chevron Digugat ke Pengadilan<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Riau</b> - PT Chevron Pacific Indonesia digugat legal
standing oleh aktivis lingkungan di Riau. Perusahaan migas asal Amerika
itu dituding membuka ladang minyak di kawasan konservasi.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Gugatan
itu didaftrakan LSM Riau Madani ke Pengadilan Negeri (PN) Dumai, dengan
nomor gugatan, No18. Pdt-6/20/2/PN-Dum pada 5 April 2012 lalu. Menurut
Sekretaris LSM Riau Madani, Tommy Freddy, dasar gugatan ini karena
diketahui PT Chevron membuka pertambangan migasnya di kawasan konservasi
Suaka Margasatwa Balai Raja di Kabupaten Bengaklis, Riau.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Pertambangan
ini sudah berlangsung sejak tahun 1997 sampai saat ini masih
berlangsung. Setidaknya di lokasi hutan margasatwa itu terdapat tiga
sumur minyak milik Chevron.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">"Dalam operasinya, pihak perusahaan
juga membuka jalan poros di tengah kawasan koservasi. Tak cuma itu,
mereka juga membelah perbukitan sehingga menjadi datar untuk kepentingan
jalan poros tersebut," kata Tommy.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Masih menurut Tommy dalam
lembaran gugatannya itu, akibat dari penambangan serta pembukan jalan
telah merusak kawasan koservasi Balai Raja. Padahal, sesuai dengan
ketentuan, lokasi itu sejak tahun 1986 ditetapkan Kemenhut sebagai
kawasan koservasi. Ini diperkuat lagi dengan Peraturan Pemerintah No 26
Tahun 2008 yang menyebutkan Rencana Tata Ruang Nasional disebutkan
kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja adalah merupakan salah satu kawasan
lindung nasional.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">"Yang namanya kawasan konservasi, tidak boleh
pinjam pakai untuk pertambangan. Tapi faktanya, kawasan konservasi Balai
Raja dijadikan pertambangan migas oleh Chevron. Karenanya kita juga
menggugat hal yang sama kepada Kemenhut," kata Tommy.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Sebagaimana
diketahui, konservasi Balai Raja pada tahun 1986 luasnya mencapai 18
ribu hektar. Namun dari hasil investagasi WWF Indonesia yang dilakukan
pada tahun 2007, kondisinya kian menyempit. Kawasan konservasi hanya
tersisa 120 hektar. Ini salah satu faktor mengapa gajah di kawasan
tersebut sering terjadi konflik dengan manusia. Humas WWF Indonesia di
Riau, Syamsidar pernah menyebutkan, dengan luasan lahan hutan yang hanya
tinggal 120 hektar, sangat memungkinkan terjadinya konflik antara gajah
dengan manusia. Dan kondisi itu juga mengancam kepunahan gajah di
kawasan koservasi tersebut.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">"Dari data yang kami dapat, setiap
tahun minimal dua ekor gajah mati dengan kondisi yang mengenaskan.
Bahkan memasuki triwulan tahun ini (2011-red), sudah ada dua ekor gajah
yang mati diduga akibat diracun," terangnya.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Sementara,
Communication Specialist Chevron, Jeany Simanjuntak, yang dihubungi
detikcom mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim di Riau.
"Kami cek dulu ke Riau soal gugatan itu," katanya.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b> (cha/try)</b>
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-76684093625565308142012-11-28T19:58:00.001-08:002012-11-28T19:58:43.607-08:00WWF Desak Pemerintah Usut Kematian 12 Ekor Gajah di Sumatera <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://images.detik.com/content/2012/06/11/10/gajah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://images.detik.com/content/2012/06/11/10/gajah.jpg" width="320" /></a></div>
<strong>Pekanbaru</strong> - Sepanjang tahun 2012, ada 12 ekor gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Riau dan Aceh mati secara tak
wajar. Pemerintah pusat dan daerah diminta serius untuk mengusut kasus
tersebut.<br /><br />Demikian disampaikan Direktur Program Kehutanan,
Spesies dan Air Tawar WWF (World Wildlife Fund)-Indonesia, Anwar
Purwoto, dalam siaran persnya yang diterima detikcom, Senin (11/6/2012).
<br /><br />Menurutnya, untuk menyelamatkan satwa dilindungi itu,
pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi mengusut tuntas kematian
gajah yang tak wajar itu. "Kami meminta berbagai pihak meningkatkan
efektifitas, intensitas dan luasan cakupan patroli pencegahan konflik,
baik yang dilakukan oleh tim khusus maupun yang dilakukan secara swadaya
oleh masyarakat di habitat gajah," kata Anwar.<br /><br />Dalam catatan WWF
Indonesia, diketahui populasi gajah Sumatera menurun drastis dalam
kurun waktu 4 tahun terakhir. Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) menaikkan
status keterancaman gajah Sumatera dari 'genting' menjadi 'kritis',
hanya selangkah dari status 'punah di alam'.<br /><br />"Ini merupakah
status terburuk dibandingkan subspesies gajah yang lain, baik di Asia
maupun Afrika. Saat ini jumlah gajah Sumatera di alam diperkirakan tidak
lebih dari 2.400 ekor - 2.800 ekor saja, turun 50 persen dari populasi
sebelumnya yaitu 3.000 - 5.000 ekor pada tahun 2007. Hilangnya habitat
akibat alih fungsi hutan merupakan penyebab utama penurunan populasi
gajah," papar Anwar.<br /><br />Di Riau, sepanjang Maret-Juni 2012 tercatat 7
kematian gajah di kawasan blok hutan Tesso Nilo. Kasus kematian yang
terakhir terjadi di konsesi akasia PT. Riau Andalan Pulp and Paper pada 7
Juni 2012, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten
Pelalawan. Seekor gajah jantan muda ditemukan mati dengan kondisi gading
hilang.<br /><br />"Perambahan di Taman Nasional Tesso Nilo harus ditangani
dengan serius dan segera. Jika tidak konflik manusia-gajah akan terus
terjadi di kawasan yang dicadangkan menjadi Pusat Konservasi Gajah
tersebut," desaknya. <br /><br />Sementara itu, Manajer Program WWF
Indonesia, Suhandri menambahkan, Kementerian Pertanian dan dinas terkait
di daerah harus peduli dan mengontrol secara ketat keberadaan industri
kelapa sawit dan perizinannya serta implikasinya dengan kawasan
konservasi dan keanekaraman hayati.<br /><br /><b> (cha/try)</b>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-27926109155119914332012-11-28T19:55:00.000-08:002012-11-28T19:55:04.509-08:00Kemenhut Diminta Segera Aktifkan Operasional PT RAPP di Pulau Padang <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/riau-andalan-pulp-and-paper-rapp.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/riau-andalan-pulp-and-paper-rapp.jpg" /></a></div>
<strong>Pekanbaru</strong> - Sejak Januari 2012 lalu, Kemenhut
menghentikan operasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pulau
Padang, Kab Meranti Riau. Berhubung pihak perusahaan telah menyelesaikan
tata batas, izin operasionalnya diminta dilanjutkan.<br /><br />Demikian
disampaikan Direktur Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi
Soeprihanto, rilis yang terima detikcom, Kamis (27/9/2012). Menurut
Purwadi, pihak perusahaan telah menyelesaikan tata batas partisipatif di
lahan konsesi di Pulau Padang.<br /><br />Langkah penyelesaian konflik
lahan tersebut, lanjut Purwadi, sekaligus bisa menjadi pembuktian bagi
RAPP bahwa mereka berkomitmen untuk mengelola kawasan hutan secara
berkelanjutan.<br /><br />"Jika diberikan izin beroperasi, maka RAPP bisa
menunjukan bagaimana pengelolaan hutan tanaman yang baik. Jadi
masyarakat bisa melihat sendiri dan diharapkan tidak ada lagi
penolakan," kata Purwadi.<br /><br />Kementerian Kehutanan menghentikan
operasi RAPP di Pulau Padang, Riau, sejak Januari 2012, karena adanya
keberatan dari sejumlah warga. Kemenhut mensyaratkan dilakukan tata
batas partisipatif agar RAPP bisa beroperasi kembali di lokasi tersebut.
<br /><br />Purwadi menyatakan, dihentikannya operasional RAPP berarti
timbul kerugian karena tertundanya kegiatan penanaman. Hal itu secara
tidak langsung juga mempengaruhi pencapaian target penanaman secara
nasional.<br /><br />"Dihentikannya operasional RAPP di Pulau Padang
sejatinya adalah preseden buruk untuk investasi di tanah air. Pasalnya,
langkah tersebut diambil hanya didasarkan penolakan dari sekelompok
orang. Bukan tidak mungkin situasi yang sama bakal dialami oleh
perusahaan lain," katanya. <br /><br />Untuk itu, dia berharap, tata batas
partisipatif yang dilakukan bisa memperkuat legalitas RAPP di Pulau
Padang. "Kami sangat berharap pemetaan partisipatif yang dilakukan
benar-benar berdampak positif. Sehingga ke depan tidak ada lagi
penghentian operasional hanya karena ada pihak yang keberatan," katanya.<br /><br />Sementara
itu, secara terpisah Direktur Utama PT RAPP Kusnan Rahmin mengatakan,
perusahaan hampir menuntaskan proses tata batas partisipatif di Pulau
Padang Riau.<br /><br />"Tim tata batas telah menyelesaikan sebagian besar
proses tata batas atau sekitar 80 persen dari seluruh total area yang
akan ditata batas secara partisipatif. Tim tata batas ini didukung oleh
perwakilan dari 12 desa yang dibentuk untuk mengakomodir aspirasi
penduduk terkait pelaksanaan tata batas partisipatif," jelas Kusnan.<br /><br />Kusnan
Rahmin menambahkan perusahaan telah melakukan program pemberdayaan
masyarakat di Pulau Padang dan akan mengembangkan tanaman kehidupan
untuk kesejahteraan masyarakat.<br /><br /><b> (cha/try)</b>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-37788711340773633812012-11-27T19:14:00.001-08:002012-11-28T19:49:25.310-08:00HEALTHY SEAS, HEALTHY PEOPLE<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.conservation.org/SiteCollectionImages/437x162/437x162_article_healthy_seas_people.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="147" src="http://www.conservation.org/SiteCollectionImages/437x162/437x162_article_healthy_seas_people.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<span class="ms-rteCustom-BlueFirstLine" style="color: #134f95; font-weight: bold;">In 2006, researchers led by CI's Mark Erdmann dove into the coastal waters of Indonesia's Papua province</span>and found a wonder world of marine life. Today, the region that Erdmann described as a "species factory" is a new marine protected area (MPA).</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
The Kaimana community-based <a href="http://www.conservation.org/where/priority_areas/oceans/Pages/default.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Marine Protected Area</a>, a 597,747-hectare coastal zone that is larger than Rhode Island, was formally declared in November 2008 by Indonesian Marine and Fisheries Minister Freddy Numberi. Encompassing pristine coastal waters and scores of local <a href="http://www.conservation.org/learn/culture/communities/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">communities</a> of the Kaimana Regency, the MPA is intended to halt destructive fishing practices including the use of bombs and potassium that damaged <a href="http://www.conservation.org/learn/biodiversity/species/corals/Pages/corals.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">coral reefs</a> and the fish stocks that lived in them.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<b>READ MORE:</b> <a href="http://www.conservation.org/FMG/Articles/Pages/abrolhos_coral_reef_brazil.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Open Your Eyes To Coral</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
"This is a good example for other areas to protect their fish supply, so people no longer have to worry about depleting their main source of food in the future," said Dr. Jatna Supriatna, CI's regional vice president for<a href="http://www.conservation.org/where/asia-pacific/indonesia/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Indonesia</a>.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<b>The Case for Conservation</b><br />
<b>A Win-Win</b><br />
<b>Nature for People's Sake</b><br />
<br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
The Kaimana example also shows how modern conservation is supposed to work.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Erdmann's team of international and local researchers identified a place with unmatched biodiversity – one of the greatest concentrations of fish and corals on Earth, including <a href="http://www.conservation.org/learn/biodiversity/species/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">species</a> previously unknown to science.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Working with local communities and scientists as well as government authorities, CI helped create effective strategies such as MPAs for ensuring that such essential resources will exist in perpetuity for the good of everyone.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
The goal of MPAs is sustainable use of marine resources, with increased awareness of how to conserve those resources for present and future benefit. That means balancing the needs of coastal communities with conservation of ecosystems such as coral reefs that are essential habitat for fish, a major protein source and income generator.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Protecting marine ecosystems makes them more resilient to rising sea temperatures and other effects of<a href="http://www.conservation.org/learn/climate/Pages/overview_old.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">climate change</a>. In addition, helping coastal communities develop alternate sources of conservation-based income – such as <a href="http://www.conservation.org/ecotourism" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">ecotourism</a> – provides people with alternatives to depleting the resources at hand.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<b>IN-DEPTH: </b><a href="http://www.conservation.org/where/asia-pacific/indonesia/papuaprovince/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Take a closer look at Indonesia's Papua Province.</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Recent studies show that protecting such fragile and interconnected ecosystems of coastal landscapes and waters brings a range of economic and social benefits for local populations, including a steady source of food and more <a href="http://www.conservation.org/incentives" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">job opportunities</a>.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
"It's not an either-or situation, but a win-win," said Dr. Leah Bunce Karrer, senior director of CI's Marine Management Area Science (MMAS) program. "Marine ecosystems provide essential resources and services for coastal communities and human societies in general, so keeping them healthy helps everyone."</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
One study – the first global analysis of the importance of marine resources to people in tropical coastal areas – found that the vast majority of coastal dwellers depend on fishing as a primary source of income, especially in <a href="http://www.conservation.org/where/asia-pacific/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Asia</a>. In the <a href="http://www.conservation.org/where/priority_areas/hotspots/north_central_america/Caribbean-Islands/Pages/default.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Caribbean</a> and <a href="http://www.conservation.org/where/north_america/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Central America</a>, meanwhile, tourism based on pristine coral reefs is becoming a major economic driver.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
The study – conducted by CI, the Global Coral Reef Monitoring Network and the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) – also confirmed that illegal fishing, overfishing and pollution were the main <a href="http://www.conservation.org/learn/biodiversity/species/Pages/threats.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">threats</a> to marine ecosystems.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
At the recent <a href="http://www.conservation.org/conferences/wcc/Pages/2008_wcc_iucn_barcelona.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">World Conservation Congress in Barcelona, Spain</a>, CI and partners released another study that showed how properly planned and managed MPAs provide a holistic approach to conservation that helps coastal communities and the biodiversity on which they depend.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<b>LEARN MORE: </b><a href="http://www.conservation.org/learn/culture/communities/Pages/incentives.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Find out more about how economic incentives are intergral to successful conservation strategies.</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
More than 100 experts confirmed the study results, showing how MPAs provide ecological and socio-economic benefits including healthier ecosystems, improved livelihoods, food security and greater environmental awareness, as well as reduced conflicts between communities.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
In many cases, communities that traditionally depended on fishing alone found that MPAs offered diversified livelihoods including ecotourism, protected area management and even handicrafts made from plants in mangrove swamps.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Another key finding: Protecting spawning grounds and other vital fish habitat increases fish populations that spill over from no-fishing zones into surrounding areas to provide sustainable catches for local fishermen.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
"We're not trying to be preservationists that aim for complete human exclusion," Karrer noted. "We recognize that success depends on conservation that works for species and people."</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
In Indonesia, local authorities echoed the need for conservation to work for people.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
"Through the declaration of this MPA, let's make sure that the development of the MPA will … enhance people's welfare, especially the welfare of traditional fishermen in Kaimana," said Yonathan Ojanggai, Chief of the Mairasi Clan. "If not us, who else would develop Kaimana."</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<b>READ MORE:</b> <a href="http://www.conservation.org/FMG/Articles/Pages/marine_protected_areas_barcelona.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Around the World: Protecting Marine Areas</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-49055083699505858342012-11-27T19:09:00.002-08:002012-11-27T19:23:59.824-08:00FOR JAKARTA, A GREEN WALL<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://www.conservation.org/SiteCollectionImages/437x162/437x162_article_jakarta_green_wall.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="147" src="http://www.conservation.org/SiteCollectionImages/437x162/437x162_article_jakarta_green_wall.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
<span class="ms-rteCustom-GreenFirstLine" style="color: #3a8241; font-weight: bold;">On the Indonesian island of Java, the people of Jakarta are restoring the forest they need to thrive.</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
Outside the city, Java’s largest tracts of remaining rainforest are protected in two mountainous national parks: a rich forest ecosystem that provides the primary water catchment for over 20 million people living in five cities, including Jakarta, <a href="http://www.conservation.org/where/asia-pacific/indonesia/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Indonesia’s</a> bustling capitol.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
<strong>EXPLORE:</strong> <a href="http://www.conservation.org/where/asia-pacific/indonesia/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Discover the wonders of Indonesia.</a></div>
<div style="background-color: white;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><strong>Forests and Water</strong></strong></div>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</strong>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
In the rainy seasons, the forests of Gunung Gede Pangrango National Park and Gunung Halimun Salak National Park (collectively known as GeDePaHala) provide protection from sudden flooding as the mountains drain into the rivers and creeks around Jakarta. Several of GeDePaHala’s rivers also continue to flow throughout prolonged dry seasons, providing a form of insurance against drought.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
GeDePaHala shelters a number of <a href="http://www.conservation.org/learn/biodiversity/species/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">species</a> – such as the silvery Javan gibbon (<i>Hylobates moloch</i>), Javan hawk-eagle (<i>Spizaetus bartelsi</i>) and a small population of Javan leopards (<i>Panthera pardus</i> ssp. <em>melas</em>), all listed as Endangered or Critically Endangered by the IUCN Red List – that are found nowhere else in the world.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
But the forests are struggling. In the past few decades, much of Java’s forest has been converted into farmlands and residential areas. <a href="http://www.conservation.org/learn/biodiversity/species/profiles/more_primates/threats/Pages/logging.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Illegal logging</a> continues in the remaining forested areas, much of it carried out by local people simply trying to make a living.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
<strong>LEARN MORE:</strong> <a href="http://www.conservation.org/learn/culture/communities/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">CI collaborates with local people to help protect nature. Find out about how these unique partnerships work.</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
To restore and protect these forests and their benefits to Java’s people, CI-Indonesia is helping to coordinate a large-scale “Green Wall” program designed to protect and restore this vital ecosystem and the direct human benefits it provides.</div>
<div style="background-color: white;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><strong>A Green Wall for the People of Indonesia</strong></strong></div>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</strong>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
Green Wall projects include replanting trees, a tree adoption program, agroforestry, public outreach and community education. It represents individuals, <a href="http://www.conservation.org/learn/culture/communities/Pages/overview.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">communities</a>, corporations, and a government working together to recover 10,000 hectares (approximately 25,000 acres, larger than the city of Miami, Florida) of degraded land in the mountains of GeDePaHala.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
The restored forests will form “green walls” to buffer the protected national park forests in the future, prevent soil erosion and landslides, protect water sources, contribute to alleviating <a href="http://www.conservation.org/learn/climate/Pages/overview_old.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">climate change</a> by absorbing carbon dioxide and provide various other benefits, including offering a stronghold for biological diversity.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
<strong>IN-DEPTH:</strong> <a href="http://www.conservation.org/incentives" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">CI works with local communities to create economic opportunities that benefit both humans and nature.</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
“This action is urgently needed for our safety and livelihood, particularly those who live in the upstream and downstream area”, says Dr. Bambang Sukmananto, former Director of the Gunung Gede Pangrango National Park. “It is my hope that the initiative could trigger awareness of people living in cities to pay more attention to the conservation of the park,” he adds.</div>
<div style="background-color: white;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><strong>The Pieces of the Puzzle</strong></strong></div>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</strong>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
The Green wall concept combines numerous programs:</div>
<ul style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<li style="text-align: justify;">Working with local communities to reforest degraded areas, creating a “green border” that will help secure the expanded park boundaries from encroachment.</li>
<li style="text-align: justify;">Helping communities generate extra income from forest-friendly crops. Based on local input, reforestation plants will be a mixture of forest woods, productive fruits and rare plants.</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://www.conservation.org/how/partnership/Pages/default.aspx" style="color: #ff5500; text-decoration: initial;" title="">Partnering</a> with religious leaders and Muslim boarding schools to teach conservation of natural resources as divine gifts to be responsibly used for the benefit of current and future generations.</li>
<li style="text-align: justify;">Educating including local school children, families, community groups, decision makers and corporate executives at the Bodogol Conservation Education Center, which offers guided nature walks, lectures and training courses, as well as laboratory space and accommodations for visiting researchers.</li>
<li style="text-align: justify;">Encouraging local communities to incorporate conservation into their daily lives through films, discussions, interactive games and puppets – using Javan gibbons as the mascot. With partners, CI-Indonesia also operates a small facility that researches gibbon health, behavior and ecology, and reintroduces the animals into the wild.</li>
<li style="text-align: justify;">Focusing on the upstream communities, CI-Indonesia complements already-skillful traditional knowledge with modern expertise to encourage better care of the forest.</li>
<li style="text-align: justify;">The Green Wall program has also established a tree adoption program that allows individuals and corporations to help refresh the forest on which they all rely.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
It is only appropriate that the entire region should come together to create a forest – and water-supply saving – “Green Wall.” As Jatna Supriatna, CI’s Regional Vice President for Indonesia, says, “The entirety of GeDePaHala is our responsibility. We have been using the environmental services such as clean air and water for free.”</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">
Now, the people of Jakarta and the surrounding areas are beginning to return that gift.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-27020586110675542672012-11-27T18:53:00.000-08:002012-11-27T19:24:44.235-08:00BUKU EKOLOGI PAPUA VERSI INDONESIA DILUNCURKAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.conservation.org/global/indonesia/fmg/articles/PublishingImages/ekologi_papua_437x162.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="146" src="http://www.conservation.org/global/indonesia/fmg/articles/PublishingImages/ekologi_papua_437x162.jpg" width="400" /></a></div>
<strong style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">“Buku pertama yang membahas ekologi tanah Papua secara komprehensif”</strong><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">JAKARTA—(05 Juni 2012). Tanah Papua diperkirakan memiliki lebih dari 15.000 jenis tumbuhan berpembuluh, sekitar 2.000 jenis anggrek, lebih dari 100 jenis Rhododendron, dan berbagai jenis pohon yang menghasilkan kayu dengan nilai estetika dan bernilai ekonomi tinggi. Demikian pula luar biasanya kekayaan fauna. Burung mendominasi vertebrata Papua; lebih dari 600 jenis yang tercatat, termasuk 25 jenis burung cenderawasih, tiga jenis kasuari dan kira-kira dua lusin beo, merpati, burung pemangsa dan raja-udang.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Adapun jenis mamalia lebih sedikit, tetapi keberadaan populasi mamalia terus terancam akibat perburuan yang terus berlangsung. Codot, kangguru pohon, possum dan tikus paling terwakili di antara 180 atau lebih jenis yang ada. Ada pula hewan amfibi yang mencakup lebih dari 150 jenis katak, yang sebagian besar masih belum dikenal. Sedangkan reptilia terdiri dari dua jenis buaya, 61 jenis ular, 141 jenis kadal dan 11 jenis biawak. </span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<strong style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">PELAJARI:</strong><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;"> </span><a href="http://www.conservation.org/global/indonesia/aktivitas_lapangan/ekspedisi/foja_mamberamo/pages/foja_mamberamo.aspx" style="background-color: white; color: #e89e20; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-decoration: initial;">Ekspedisi Mamberamo</a><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Selain itu, Tanah Papua dihuni oleh sekitar 150 jenis ikan air tawar dan lebih dari 2.250 jenis ikan laut. Jelas bahwa daftar ini belum lengkap, karena beberapa jenis baru terus ditemukan dalam beberapa penelitian terkini. Banyak jenis flora dan fauna ini merupakan spesies endemic yang hanya ditemukan di Pulau Papua saja , sehingga pulau yang berada di bagian timur Indonesia ini layak disebut sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. </span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Penjelasan tentang hal tersebut terungkap di dalam jilid terakhir Seri Buku Ekologi Indonesia yaitu </span><a href="http://www.conservation.org/global/indonesia/publikasi/Pages/Ekologi-Papua.aspx" style="background-color: white; color: #e89e20; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-decoration: initial;">Ekologi Papua dalam versi Bahasa Indonesia</a><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">, diluncurkan Jum’at (25/5) oleh </span><a href="http://www.obor.or.id/" style="background-color: white; color: #e89e20; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-decoration: initial;">Yayasan Pustaka Obor Indonesia</a><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">(YPOI) bekerjasama dengan Conservation International Indonesia di kantor Yayasan Obor Indonesia , di Jakarta. </span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<strong style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">LIHAT JUGA:</strong><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;"> </span><a href="http://www.conservation.org/global/indonesia/publikasi/Pages/publikasi.aspx" style="background-color: white; color: #e89e20; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-decoration: initial;">Publikasi CI Indonesia</a><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Buku ini menyajikan paparan lengkap tentang alam asli tanah Papua, dari mulai lingkungan fisik dan geografi, flora dan fauna, ekosistem alami, interaksi manusia dan ekosistem serta upaya konservasi sumber daya alam Papua. “Ini adalah buku pertama yang membahas ekologi tanah Papua secara komprehensif dan belum pernah ada buku lainnya yang membahas selengkap ini. Oleh karena itu buku ini dapat menjadi literatur utama bagi para peneliti universitas” Kata Ketut Sarjana Putra, Direktur Eksekutif Conservation International (CI) Indonesia.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Selain itu, buku ini sangat bermanfaat sebagai rujukan utama pemerintah Papua dalam menghitung nilai ekonomi kekayaan hayati Papua sehingga kebijakannya tidak menegasikan nilai-nilai lain yang menjamin kelangsungan pembangunan fisik, ekonomi dan sosial di pulau ini.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Tanah Papua merupakan wilayah unik dengan kekayaan alam hayati luar biasa baik di kawasan teresterial, pinggir pantai hingga terumbu karang. Kekayaan hayati di Tanah Papua merupakan proses warisan alam yang sangat tua dari kawasan bergunung-gunung yang kompleks, hingga kawasan pantai yang telah memilah penduduk asli yang telah menghuni kawasan tersebut selama sekitar 40 ribu tahun. Hal inilah yang menjadikan kawasan-kawasan ini memiliki kelompok budaya dan bahasa paling beragam di dunia.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Tidak mengherankan bahwa seorang pakar ilmu alam dan keanekaragaman hayati dari Universitas Harvard, E.O Wilson, sangat mengagumi pulau yang terletak di Indonesia bagian timur ini. “Ukuran pulau yang luas, iklimnya yang konstan dan cocok untuk pertumbuhan vegetasi, topografi yang terjal, dan kedekatannya dengan benua Asia dan Australia membuat pulau ini menjadi pusat tertinggi keanekaragaman hayati dan manusia.” Demikian kata Wilson, dalam pengantar buku itu.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Buku ini merupakan rangkuman dan terjemahan dua jilid buku versi bahasa Inggris </span><a href="http://www.amazon.com/The-Ecology-Papua-Part-One/dp/0794603939?tag=jasonwiener-20" style="background-color: white; color: #e89e20; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-decoration: initial;">Ecology of Papua </a><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">yang telah terbit lebih dahulu tahun 2007. Versi dalam bahasa Indonesia setebal 981 halaman ini berisikan kajian literatur terkini yang komprehensif tentang sejarah dan kekayaan alam tanah Papua. </span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;" />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Melalui dana hibah pemerintah Provinsi Papua (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga) maka buku Ekologi Papua berbahasa Indonesia dapat diterbitkan bersama Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Buku ini merupakan catatan penting alam Papua yang dapat menjadi rujukan para akademisi, praktisi lapangan, peneliti muda, pelajar, pegiat konservasi alam. Bagi para pengambil kebijakan di daerah informasi dalam buku ini dapat menjadi acuan dalam mempertimbangkan berbagai keputusan dalam pengambilan kebijakan. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-48456935933137031122012-11-27T18:50:00.000-08:002012-11-27T19:25:29.536-08:00PROGRAM KEMITRAAN PEMBANGUNAN LANSEKAP BERKELANJUTAN (SLP)<div class="pageTitle" id="pageTitleID" style="background-color: white; color: #e89e20; font-weight: bold; letter-spacing: -1px; margin: 8px 0px 17px 11px; padding: 0px; text-transform: uppercase; width: 604px;">
<h1 style="margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Tantangan global --seperti perubahan iklim, persaingan untuk mendapatkan lahan pertanian dan akses air bersih--mendorong sektor swasta, pemerintah dan LSM untuk bekerjasama menemukan solusi menguntungkan secara ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan.</span></h1>
</div>
<div class="articleLayout" style="background-color: white;">
<div class="pageContent" style="margin-left: 11px; margin-right: 11px; width: 603px;">
<div class="bodyContent" id="pageContentID" style="margin-bottom: 20px; text-align: justify;">
<div aria-labelledby="ctl00_ctl00_PlaceHolderMain_PlaceHolderMain_ctl02_label" class="ms-rtestate-field" id="ctl00_ctl00_PlaceHolderMain_PlaceHolderMain_ctl02__ControlWrapper_RichHtmlField" style="display: inline; word-wrap: break-word;">
<span style="font-family: inherit;"><div>
Program Kemitraan Pembangunan Lansekap Berkelanjutan [<em>Sustainable Landscapes Partnership</em>-SLP] adalah sebuah kemitraan inovatif yang menghimpun kalangan pemerintah, dunia usaha (swasta) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan mencari solusi baru dalam mencegah pengrusakan hutan dan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui pengembangan model-model usaha beremisi rendah karbon.</div>
<div>
<div>
</div>
<div>
Para anggota dan pendiri SLP adalah Conservation International, the US Agency for International Development (USAID) and the Walton Family Foundation yang akan memusatkan perhatiannya pada bentang alam kabupaten terpilih.</div>
<div>
</div>
<div>
<div>
<strong>LIHAT JUGA</strong>: <a href="http://www.conservation.org/global/indonesia/aktivitas_lapangan/bentang_alam/Documents/skema-singkat-pemilihan-kawasan_SLP.pdf" style="color: #e89e20; text-decoration: initial;"><span style="color: #0072bc;">Cara Seleksi Program Kemitraan Pembangunan Landsekap Berkelanjutan </span></a>(PDF 300 KB)<br />
<br />
Setiap bentang alam yang dipilih melalui seleksi, berpotensi untuk program REDD+ -- Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan plus konservasi-- pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan cadangan karbon hutan. Selain itu peluang usaha beremisi karbon rendah akan dikembangkan di kawasan yang diseleksi dengan tujuan pengurangan 50 persen potensi emisi CO2 dari penggunaan lahan dengan cara mengubah pendekatan investasi dalam jangka lima tahun ke depan, disamping juga akan mempertahankan keunikan keragaman hayati Indonesia.<br />
<br />
Program percontohan pertama akan diluncurkan di tingkat kebupaten yang memiliki nilai konservasi tinggi. Indonesia merupakan salah negara dengan emisi GRK terbesar di dunia yang diakibatkan pembukaan lahan dan kebakaran hutan. <span style="display: inline-block;"></span></div>
<div>
GRK Indonesia terutama berasal dari lahan gambut serta pengrusakan dan pengurangan hutan alam akibat alih fungsi lahan besar-besaran ke berbagai komoditi seperti perkebunan sawit dan industri bubur kertas. Menyikapi perkembangan ini, pemerintah Indonesia memaklumkan niatnya untuk menurunkan emisi GRK-nya pada dekade mendatang sebanyak 26% pada tahun 2020, bahkan akan mencapai lebih dari 41% --jika mendapat bantuan internasional-- sambil tetap mempertahankan pertumbuhan ekonominya pada 7% pertahun.<br />
<br />
Program ini terlebih dahulu dimulai dari pembentukan <em>Associate Committee</em> (AC) yang terdiri dari perusahaan-perusahaan swasta [lokal, nasional dan internasional] yang akan rekomendasi investasi penurunan emisi yang spesifik, yang menggabungkan trend dan tindakan terbaik yang berskala dunia, sehingga SLP dapat menjadi proyek-proyek yang dibutuhkan oleh pasar.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
</div>
<div>
</div>
<div>
<strong>LEBIH LANJUT</strong>: <a href="http://www.conservation.org/global/indonesia/aktivitas_lapangan/bentang_alam/Documents/SLP-Lembar-Fakta-Bahasa-sr.pdf" style="color: #e89e20; text-decoration: initial;">Lembar Fakta tentang SLP </a>(PDF 509 KB)</div>
</span></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-32328068758962740082012-11-27T18:45:00.000-08:002012-11-27T18:45:38.038-08:00Pecinta Hewan Wajib Liburan di 8 Tempat Ini<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://images.detik.com/content/2012/11/27/1383/090905_hewan1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="http://images.detik.com/content/2012/11/27/1383/090905_hewan1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"> - Mengaku pecinta hewan? Mungkin Anda bosan berlibur di safari atau kebun binatang. Anda bisa mencoba aktivitas yang lebih ekstrem bersama hewan-hewan keren di seluruh dunia. Mau tahu apa saja, yuk disimak!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Beberapa pecinta binatang, mungkin punya keinginan untuk bertualang bersama hewan liar. Habitat hewan yang alami bisa jadi salah satu daya tarik traveler. Di sana Anda akan merasakan langsung berada di tengah alam liar yang cantik, indah, dan masih alami. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Berikut kegiatan liburan nan seru untuk pecinta hewan versi All Womens Talk, Senin (26/11/2012):</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>1. Dog Sledding dengan di Lapland, Swedia</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Berputar di atas salju yang dingin menggunakan kereta anjing, sering Anda lihat di film-film atau kartun. Akan tetapi, sebenarnya Anda juga bisa menikmati sensasi menaiki kereta yang ditarik oleh segerombolan anjing husky ini.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Ya, Anda bisa datang ke Lapland di Swedia. Meski telinga dan hidung terasa membeku karena dingin yang menusuk, perjalanan Anda bersama anjing-anjing husky tetap seru.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Sekitar 12 anjing husky akan menarik kereta yang Anda naiki. Di daerah Lapland juga terdapat banyak operator perjalanan yang menawarkan berbagai kegiatan bersama anjing husky. Tidak sekadar menikmati tarikannya, di sini traveler juga bisa mengunjungi kandang husky dan bermain bersama.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>2. Menjelajah Kandalama di Sri Lanka</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Danau Kandalama di Sri Lanka, bisa jadi destinasi pilihan para pecinta hewan. Panorama alam nan hijau dan subur semakin sempurna dengan berbagai macam satwa liar yang hidup dalam habitat ini. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Keghidupan alam liar nan eksotis tersaji di setiap pelosok daerah ini. Di sini, wisatawan bisa melihat langsung tingkah laku lucu hewan, seperti lutung dan monyet liar. Mereka bebas berayun dari pohon yang satu ke pohon lainnya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Sadar memiliki potensi wisata, daerah ini pun terkenal sebagai dengan ekowisatanya. Ada cukup banyak hotel yang menyediakan tur untuk mengelilingi kawasan Kandalama. Tidak hanya dengan trekking, bila merasa lelah traveler bisa menunggangi kuda atau gajah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>3. Mencari harimau di India</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Ranthambore National Park berada di Rajasthan, India pasti masuk dalam jadwal perjalanan para traveler pecinta hewan. Di taman nasional ini Anda bisa bertualang menikmati alam bersama satwa liar.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Ya, Ranthambore dihuni oleh babi hutan, beruang, dan macan tutul. Perlu Anda ketahui kalau populasi terbesar harimau ada di India dan salah satunya adalah taman ini.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Negara Bollywood ini sangat bangga bisa melestarikan dan melindungi harimau. Di tempat ini juga dengan tegas mengambil langkah untuk menghapus perburuan si kucing besar ini. Berlibur ke negara ini, jangan lewatkan berkunjung ke konservasi harimau. Pastikan, Anda bisa melihat hewan ganas ini hidup di alam liar.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>4. Berlayar di Kepulauan Galapagos</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Kepualauan Galapagos menjadi situs warisan dunia UNESCO yang berada di lepas pantai Ekuador. Kepulauan ini pun terkenal sebagai rumah untuk beberapa spesies unik serta kehidupan laut yang cantik.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Di pulau-pulau yang ada di sini, juga terdapat koloni kura-kura raksasa dan penguin. Wisatawan juga bisa melihat kawanan elang dan burung tropis lainnya terbang di langit Galapagos. Suasana ini tentunya sangat menyenangkan untuk para pecinta alam dan hewan.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Cara terbaik untuk meenikmati semua keindahan ini adalah dengan berlayar. Anda bisa menggunakan kapal pesiar atau kapal kecil yang siap dan kuat membawa Anda keliling pulau. Jangan terpana dengan keindahan alamnya, bisa-bisa Anda lupa mengabadikan semua panorama cantiknya melalui jepretan kamera.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>5. Berenang dengan lumba-lumba di Bahama</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Salah satu hewan liar yang seru diajak bermain adalah lumba-lumba. Berenang bersama ikan mama lia ini, jadi kegiatan yang sangat asyik. Lumba-lumba secara alami merupakan makhluk yang lucu dan suka berinteraksi dengan manusia.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Di seluruh dunia sebenarnya ada banyak tempat asyik untuk berenang dan bermain bersama lumba-lumba. Salah satu yang jadi incaran traveler adalah di laut Bahama. Di sini airnya hangat. Namun, buat traveler yang ada di Indonesia bisa berlibur ke Pantai Lovina, Bali. Di sini traveler juga bisa berbenang dan berinteraksi dengan lumba-lumba.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>6. Jadi relawan di Elephant Sanctuary di Thailand</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Liburan sambil bekerja, siapa takut! Buat Anda yang suka dengan binatang khususnya gajah bisa mencoba liburan menjadi relawan di tempoat pelestarian gajah. Thailand memang menjadi tempat suci untuk para gajah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Di Thailand Utara menjadi tempat penyelamatan untuk gajah-gajah yang dianiaya dan memberi perlindungan. Para traveler bisa ikut membantu perawatan gajah dengan biaya operasional dari Elephant Sanctuary. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Wisatawan akan diajarkan dan mendapat kesempatan belajar tentang perawatan gajah-gajah tersebut. Serunya lagi, pengunjung bisa mandi, makan, dan bermain dengan bayi gajah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>7. Datang ke peternakan domba di Skotlandia</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Domba, hewan lucu yang satu ini punya daya pikat melalui bulu-bulunya yang ikal dan putih. Tertarik dengan hewan yang satu ini? Cobalah datang ke Scottish Wool Centre di Loch Lomond dan Trossachs National Park, Skotlandia.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Wisatawan yang datang akan diperlihatkan bagaimana cara mencukur sampai memintal benang wol yang berasal dari bulu domba. Seperti di dongeng-dongeng, traveler yang datang kedua tempat ini bisa melihat anjing gembala dan bebek-bebek yang lucu.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Belajar mengenal varietas domba, juga bisa Anda lakukan. Buat urusan perut, Anda bisa mencicipi makanan tradisional Skotlandia, seperti Haggis yang terbuat dari jeroan domba.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><strong>8. Bermain dengan orangutan di Tanjung Puting, Indonesia</strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Alam Borneo tak mau kalah dengan destinasi lainnya. Bertempat di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Anda bisa bertemu dan bermain bersama orangutan Kalimantan. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Hutan rimba yang masih alami akan menantang adrenalin Anda. Tanjung Puting menjadi lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Orangutan tersebut memiliki ukuran yang beragam, Anda pun bisa menggendong bayi-bayinya yang lucu dan berinteraksi dengan mereka. Tak hanya itu, Anda bisa melihat tingkah laku satwa ini saat makan atau pun bergelantungan di pohon-pohon yang tinggi menjulang.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Para pecinta orangutan bisa menjelajahi Sungai Sekonyer di dalam taman nasional ini. Di kiri kanan sungainya, ada hutan rimba yang sangat menakjubkan. Tak heran, Kalimantan layak disebut sebagai paru-paru dunia karena lebatnya hutan-hutan. Siapkan kamera, karena pemandangan seperti ini akan jarang ditemukan. Di pinggir Sungai Sekonyer juga terdapat beberapa penginapan dan homestay.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Tahoma, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-51731631782305471102012-11-24T15:46:00.000-08:002012-11-27T19:26:02.615-08:00Desak 5 Rekannya Dibebaskan, Ribuan Warga Batang Geruduk Mapolda Jateng <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://images.detik.com/content/2012/11/07/10/aksipltudalam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="240" src="http://images.detik.com/content/2012/11/07/10/aksipltudalam.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><strong>Semarang</strong> - Ribuan warga Kabupaten Batang berunjuk rasa
besar-besaran. Mereka menuntut dibebaskannya 5 warga Batang yang ditahan
Polda Jateng dan menolak pembangunan PLTU Batang.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dengan membawa
karangan bunga besar khas lelayu yang bertuliskan 'Turut berduka cita
bagi matinya keadilan untuk lima warga batang' dan beberapa patok kayu,
awalnya massa berjalan dari Taman KB menuju gedung DPRD Jateng, Jalan
Pahlawan, Rabu (7/11/2012). Kemudian mereka menuju Mapolda Jateng.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Hariyanto
(40), warga Desa Karanggeneng, Batang mengaku khawatir dengan efek
negatif PLTU. Karena itu, ia tidak rela PLTU dibangun di daerah
sekitarnya. Meski diintimidasi, Hariyanto bergeming.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Kami menyebut tukang intimidasi itu Grandong. Tanah saya subur, dibilang gersang. Itu kebohongan," tutur Hariyanto.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Bentuk
intimidasi lainnya juga terjadi pada insiden tanggal 29 September lalu
di sekitar lokasi proyek pembangunan PLTU yang menyebabkan 5 warga
Batang saat ini mendekam di Polda. Menurut Haryanto, ada kekerasan saat
itu, tapi bukan warga pelakunya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Yang bawa batu saat itu para Grandong itu sendiri, tapi malah lima warga kami yang ditahan," jelasnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Lima
warga Batang ditangkap karena diduga melakukan pengeroyokan,
perampasan, pencurian, dan penyanderaan kepada investor asal Jepang yang
datang melihat lokasi pembangunan PLTU Batang. Karena banyak warga yang
mulai berkumpul, salah satu warga mengamankan orang Jepang tersebut ke
rumahnya. Setelah itu aparat kepolisian datang menjemput warga Jepang
tersebut atas adanya laporan penyanderaan. Saat proses penjemputan,
terjadi bentrok antar polisi dan warga yang menyebkan satu mobil rusak.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Lima warga dibawa ke Polres Batang lalu dibawa langsung ke Polda Jateng," tandas Hariyanto.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">PLTU
tersebut rencananya akan dibangun di Kawasan Konservasi Laut Daerah
Ujungnegoro-Roban. Padahal kawasan tersebut melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional Lampiran VIII Nomor Urut 313
dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang
RTRW Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009-2029 telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut
Daerah. Selain itu PLTU ternyata juga mengenai lokasi di tiga desa yang
merupakan segitiga emas yaitu Ujung Negoro, Ponowareng dan Karanggeneng.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Jika
pemerintah dan investor tetap bersikeras melanjutkan pembangunan PLTU
Batang, tidak hanya memicu dampak-dampak lingkungan dan sosial ekonomi,
tapi juga mengancam tak terwujudnya komitmen Presiden SBY untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim 2020. Karena
itu kami menolak rencana pembangunan PLTU raksasa itu untuk mendukung
komitmen SBY," tandas Arif Fiyanto dari Greenpeace Indonesia.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Menanggapi
aksi unjuk rasa tersebut, anggota Komisi B DPRD Jateng, Wahid Ahmadi
berjanji akan memantau dan membicarakan terkait pembangunan PLTU agar
tidak dibangun jika merugikan rakyat.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Soal pembangunan PLTU itu
kompleks, nanti akan memantau dan memperbincangkannya. Jangan sampai
pembangunan yangg besar justru merugikan rakyat," tegas Wahid saat
menemui demonstran.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Massa yang terdiri dari anak-anak hingga
orang tua tersebut, melanjutkan aksinya ke Mapolda Jateng yang terletak
di ujung Jalan Pahlawan. Aparat kepolisian pun terlihat berjaga dengan
atribut lengkap.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aksi tersebut sempat membuat arus lalu lintas dari Jalan Siranda menuju Simpang lima ditutup dan dialihkan menjadi satu jalur.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;"> (alg/try)</span></b>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-89370889369102235782012-11-23T10:00:00.000-08:002012-11-27T18:51:09.907-08:00Wergan Jawa = Elang Jawa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/33/Javan_Fulvetta_%28Alcippe_pyrrhoptera%29.jpg/600px-Javan_Fulvetta_%28Alcippe_pyrrhoptera%29.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/33/Javan_Fulvetta_%28Alcippe_pyrrhoptera%29.jpg/600px-Javan_Fulvetta_%28Alcippe_pyrrhoptera%29.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Wergan Jawa</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" title="Bahasa Latin">bahasa Latin</a>: <span lang="la"><i>Alcippe pyrrhoptera</i></span>) adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies" title="Spesies">spesies</a> burung dari keluarga <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Timaliidae&action=edit&redlink=1" title="Timaliidae (halaman belum tersedia)">Timaliidae</a>, dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genus" title="Genus">genus</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alcippe&action=edit&redlink=1" title="Alcippe (halaman belum tersedia)">Alcippe</a>.
Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga, beberapa buah-buahan
yang memiliki habitat di hutan, pinggir hutan, gunung. tersebar diatas
ketinggian 1.000 m dpl. (wikipedia)<br />
<br />
Burung ini endemik pulau jawa. Penyebaran burung ini hanya di Jawa Barat dan Jawa Tengah terbatas pada daerah pegunungan. Tetapi karena kekurangan data, IUCN menetapkan spesies ini ke dalam kategori LC (Least Concern). Kategori yang kurang relevan yang seharusnya diberikan pada spesies endemik yang habitatnya terancam ini.<br />
<br />
Dalam buku Mc Kinnon disebutkan bahwa perjumpaan burung ini sangat jarang dan sangat sulit. Bisa dikatakan frekuensi perjumpaan sangat jarang. Hal itu yang membuat IUCN menetapkan burung ini masuk kategori LC. Alangkah butuhnya penelitian lebih lanjut terhadap burung langka dan endemik ini, dalam rangka meningkatkan status di peraturan perundang-undangan dan juga peraturan internasional.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-11392368819127920642012-11-21T23:21:00.002-08:002012-11-23T18:22:47.713-08:00Bali Birdwatching Race 2012<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.birdsofeden.co.za/userfiles/article/news1/grp1/363483186_f7bd176ba5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://www.birdsofeden.co.za/userfiles/article/news1/grp1/363483186_f7bd176ba5.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bali Birdwatching Race 2012 (BBR
2012) merupakan kegiatan pengamatan burung yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi (HIMABIO) FMIPA Universitas Udayana.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengikutsertakan Siswa-siswi SMA
Negeri/Swasta, Universitas dan Kelompok Pecinta Burung se-Bali, Jawa dan Nusa
Tenggara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kegiatan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BBR 201</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> diadakan bentuk lomba pengamatan
burung sekaligus konservasi burung, karena dalam kegiatan ini pengamatan
dilakukan tanpa mengusik dan merusak keberadaan burung tersebut pada daerah
atau habitat aslinya. Kegiatan ini juga dapat dikategorikan sebagai olah
raga karena aktivitas ini memadukan teknik identifikasi burung dengan teknik
pengamatan di alam bebas yang penuh dengan tantangan secara fisik. Kegiatan ini
mengajak peserta untuk lebih dekat dengan alam </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan mengenal berbagai populasi
burung yang ada.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvciw980YnsdvWmmeayvGNmolCWKAa7LZAaMRBdDi1iZAZ3xqlVc_uq18PFPMbeKVRbgQxvRGjID5U6Y-RKQFeazGDMtKbgPV-UcKTvfoDbSArPUYTlsWJwTujXbcypOLzaJlaLkQ1IEnV/s1600/balistarling.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="ecyigrkrbywytupqrutc" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvciw980YnsdvWmmeayvGNmolCWKAa7LZAaMRBdDi1iZAZ3xqlVc_uq18PFPMbeKVRbgQxvRGjID5U6Y-RKQFeazGDMtKbgPV-UcKTvfoDbSArPUYTlsWJwTujXbcypOLzaJlaLkQ1IEnV/s320/balistarling.jpg" width="254" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengamatan BBR 2012 akan
diselenggarakan di Balai Taman Nasional Bali Barat, Jalan Raya Cekik Gilimanuk
Jembrana-Bali pada 7 Desember – 9 Desember 2012. Taman Nasional Bali Barat
merupakan taman nasional yang memiliki empat jenis ekosistem yaitu ekosistem
hutan hujan, ekosistem savana, ekosistem hutan musim dan ekosistem mangrove.
Masing –masing ekosistem memiliki berbagai keanekaragaman jenis burung yang
melimpah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Melalui
pengamatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian pelajar,
mahasiswa dan masyarakat terhadap lingkungan khususnya konservasi burung.
Belakangan ini fenomena perdagangan burung dan penembakan burung secara liar
sangat marak di masyarakat. Padahal, Indonesia sendiri merupakan negara
urutan kelima yang memiliki keanekaragaman jenis burung sebanyak 1.539 jenis.
Indonesia juga memiliki burung endemik terbanyak di dunia yaitu 381 jenis.
Pulau Bali memiliki beranekaragam jenis burung baik burung yang dilindungi oleh
Undang-Undang maupun yang belum dilindungi oleh Undang-Undang Penertiban Perburuan
dan Perlindungan Satwa Liar no 22 tahun 1992 di daerah Bali. Jalak Bali (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Leucopsar rotchildi</i>) merupakan salah
satu burung endemik Pulau Bali yang kini terancam keberadaanya.<span style="color: blue;"> </span></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="color: blue;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="color: blue;"><a href="http://bbrhimabiounud.blogspot.com/">Info lebih lanjut disini.</a></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-47841240175097378482012-11-21T23:07:00.001-08:002012-11-23T18:21:03.621-08:00Menhut: Konservasi Bukan Hanya Tanggung Jawab Pemerintah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwkMexYlrbinzMX8RLoJsWmdepfWE0rSK8NcUa8EfTU8dtvZVOCGW_aNtUri9CTpRe6GWUre64HbHUL5zu2gU0xB518g9BXoO8Qx83GnsUUH4eXDSHQOr8vNrEDvPLIRzvYiU0BZq8lMOV/s1600/pemerintah.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="ecyigrkrbywytupqrutc yqtsgafiiwiyxndguley" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwkMexYlrbinzMX8RLoJsWmdepfWE0rSK8NcUa8EfTU8dtvZVOCGW_aNtUri9CTpRe6GWUre64HbHUL5zu2gU0xB518g9BXoO8Qx83GnsUUH4eXDSHQOr8vNrEDvPLIRzvYiU0BZq8lMOV/s320/pemerintah.gif" width="320" /></a></div>
<b>WAY KAMBAS, KOMPAS.com</b> - Menteri Kehutanan Zulkifli
Hasan menegaskan, masalah konservasi satwa di Indonesia bukan hanya
tanggung jawab pemerintah. Keterlibatan semua pihak menjadikan program
pelestarian akan dapat optimal.<br />
<br />
"Semua pihak, termasuk masyarakat,
diharapkan punya kepedulian akan masalah konservasi demi lestarinya
satwa dan lingkungan," kata Zulkifli saat peletakan batu pertama
pembangunan Rumah Sakit Gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung
Timur, Provinsi Lampung, Selasa (31/1/2012).<br />
<br />
RS Gajah tersebut
dibangun atas kolaborasi tiga pihak, yakni Lembaga Konservasi di luar
habitat Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, Australia Zoo, dan
Kementerian Kehutanan.<br />
"Taman Nasional Way Kambas adalah aset luar
biasa Kabupaten Lampung Timur, sehingga pemerintah daerah dan
masyarakatnya mesti ikut mendukung program-program konservasi," ujar
Zulkifli.<br />
<br />
Menhut menegaskan, bahwa dengan keberadaan RS Gajah itu
nantinya, selain untuk konservasi dan penelitian dengan fokus gajah,
juga bisa dimanfaatkan bagi satwa lainnya.<br />
<br />
"Di sini ada Gajah
Sumatera, Harimau Sumatera dan juga Badak Sumatera, serta satwa lainnya
yang khas, sehingga bila ada satwa yang mengalami masalah kesehatan bisa
dirujuk," katanya.<br />
<br />
Direktur Lembaga Konservasi "eks-situ" Taman
Safari Indonesia (TSI) Bogor Tony Sumampau dalam laporannya menyatakan,
dengan mulai dibangunnya sarana konservasi gajah pertama di Asia,
diharapkan di tempat itu akan menjadi pusat konservasi gajah terbesar di
dunia. Menurut dia, di Florida, Amerika Serikat, tepat di Polk
County, terdapat pusat konservasi gajah (CEC) yang dibangun "Ringling
Brother Circus", yang luasnya hanya 80 hektare.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
"Di Pusat Konservasi Gajah Way Kambas ini nantinya akan terdiri atas RS Gajah, rumah <i>mahout</i>
(pawang), sarana air bersih dan tempat minum gajah, tempat tambatan,
data base, serta mengikutsertakan masyarakat sekitar," katanya.<br />
<br />
RS
Gajah yang dialokasikan pada lahan seluas 100 hektare itu, adalah
bagian dari 400 hektare Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Way Kambas.
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-8997186407794119802012-11-21T22:48:00.001-08:002012-11-23T18:24:38.506-08:00Kaldera Gunung Batur Dikukuhkan dalam Jaringan Geopark Global<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihm-WG4SkGyYdh26gVJGv-zaKtt2xcGLBgtVroOE-nGYLSEQaClBcI2K6UVoaiWHzNfrJauQIwSjNMK9w5zXjwQcskMho7R73l2JQkq4_jy3hlMN18QlsnmZpxD71ThfZqcOHuqBB8RFp9/s1600/102852_171112geoparkbatur12_002.jpg" imageanchor="1"><img border="0" class="yqtsgafiiwiyxndguley" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihm-WG4SkGyYdh26gVJGv-zaKtt2xcGLBgtVroOE-nGYLSEQaClBcI2K6UVoaiWHzNfrJauQIwSjNMK9w5zXjwQcskMho7R73l2JQkq4_jy3hlMN18QlsnmZpxD71ThfZqcOHuqBB8RFp9/s1600/102852_171112geoparkbatur12_002.jpg" width="0" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://static.flickr.com/170/399718213_bfd3371112.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://static.flickr.com/170/399718213_bfd3371112.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bangli</b>-Baru-baru ini, kaldera Gunung Batur di
Kabupaten Bangli, Bali, disahkan menjadi bagian dari Global Geopark
Network (GGN) UNESCO. Kemarin, Menparekraf Mari Elka Pangestupun
mengukuhkan keberhasilan ini di Bangli.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadirnya kaldera Gunung
Batur sebagai bagian dari GGN UNESCO menjadikan Indonesia anggota ke-89
dari 90 GGN yang tersebar di 27 negara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Mari Elka Pangestu, pun menyambut baik keberhasilan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihm-WG4SkGyYdh26gVJGv-zaKtt2xcGLBgtVroOE-nGYLSEQaClBcI2K6UVoaiWHzNfrJauQIwSjNMK9w5zXjwQcskMho7R73l2JQkq4_jy3hlMN18QlsnmZpxD71ThfZqcOHuqBB8RFp9/s1600/102852_171112geoparkbatur12_002.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="yqtsgafiiwiyxndguley" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihm-WG4SkGyYdh26gVJGv-zaKtt2xcGLBgtVroOE-nGYLSEQaClBcI2K6UVoaiWHzNfrJauQIwSjNMK9w5zXjwQcskMho7R73l2JQkq4_jy3hlMN18QlsnmZpxD71ThfZqcOHuqBB8RFp9/s320/102852_171112geoparkbatur12_002.jpg" width="320" /></a>"Keanggotaan
ini memiliki arti penting karena untuk tergabung dalam anggota JGG
prosesnya panjang dan harus melalui persyaratan yang ketat. Kita telah
melakukan prosesnya sejak 2008 dan baru pada tahun ini Indonesia
berhasil mendaftarkan Geopark Nasional Kaldera Batur menjadi salah satu
dari 90 JGG,” jelas Mari Pangestu saat pengukuhan Batur Global Geopark
sebagai anggota JGG di Lapangan Midita Kab. Bangli, Bali, dalam rilis
yang diterima detikTravel, Minggu (18/11/2012).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesuksesan Batur
Global Geopark, nama baru kaldera ini sekarang, diharapkan dapat menjadi
contoh dan penyemangat untuk geopark lain di Indonesia yang ingin
bergabung dalam GGN. Tujuan pembangunan geopark berpilar pada tiga
sasaran utama yaitu konservasi, edukasi dan penumbuhan nilai ekonomi
lokal melalui pemanfaatan pariwisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak sampai di situ,
Indonesia juga bertekad membangun geopark di beberapa tempat sekaligus
seperti di Provinsi Sumatera Utara (Geopark Toba), Jambi (Geopark
Merangin), DIY-Jawa Tengah-Jawa Timur (Geopark Gunung Sewu, termasuk
Geo-area Pacitan yang sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional
Pacitan), Nusa Tenggara Barat (Geopark Lombok, termasuk Geo-area
Rinjani) dan Papua Barat (Geopark Raja Ampat).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Untuk
mewujudkannya itu diperlukan kerjasama antarpemangku kepentingan yang
akan mampu mewujudkan geopark yang tersebar di seluruh Indonesia untuk
menjadi anggota JGG UNESCO," kata Dirjen Pengembangan Destinasi
Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim, dalam rilis tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain
Menparekraf, pengukuhan Batur Global Geopark juga dihadiri oleh Menteri
ESDM Jero Wacik. Rencananya, akan dibuat Komite Nasional Geopark yang
diprakarsai oleh Kemenparekraf, Kementerian ESDM dan Kemendikbud melalui
Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-81392812605705790202012-11-21T22:43:00.000-08:002012-11-23T18:25:43.278-08:00Harimau Sumatera di Medan Kembali Lahirkan 3 Anak <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zooborns.com/.a/6a010535647bf3970b01157155b8ec970c-800wi" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://www.zooborns.com/.a/6a010535647bf3970b01157155b8ec970c-800wi" width="311" /></a></div>
<b>Medan</b> - Seekor harimau sumatera (Panthera
tigris sumatrae) di Taman Margasatwa Medan (TMM) kembali melahirkan tiga
ekor anak. Kelahiran ini membuat keberadaan harimau di sana surplus,
yakni sembilan ekor.<br />
<br />
Hingga, Selasa (13/11/2012) harimau betina
yang diberi nama si Manis, masih ditempatkan di ruangan khusus yang
disebut ruangan preventif bersama ketiga anaknya. Dia mengaum kuat jika
ada manusia yang mendekat ke kandang itu.<br />
<br />
Kepala Urusan Kesehatan
Hewan dan Konservasi Taman Margasatwa Medan, Sucitrawan, menyatakan
pihaknya masih terus memonitoring kondisi kesehatan ketiga bayi harimau
dan induknya.<br />
<br />
"Sekarang ini kita terus pantau kondisi ketiga bayi
ini. Dua di antaranya diketahui jenis kelaminnya jantan, namun yang
seekor lagi belum bisa dipastikan," kata Sucitrawan kepada wartawan di
Medan Zoo, di Simalingkar B, Medan.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbU00FNGgi9kIUFwM0cDAPUhaZVdIDwp72t9yZcm0UIEf6BSbV4t1BYe8Jx6EmirLRxDTyMoD6t2Q1eaCYE71xVXTYBH8E7xiSolRwGlbM6SW0cxmThHm87KVDjQee77dWJvmbKbbk5snj/s1600/macandalam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="yqtsgafiiwiyxndguley" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbU00FNGgi9kIUFwM0cDAPUhaZVdIDwp72t9yZcm0UIEf6BSbV4t1BYe8Jx6EmirLRxDTyMoD6t2Q1eaCYE71xVXTYBH8E7xiSolRwGlbM6SW0cxmThHm87KVDjQee77dWJvmbKbbk5snj/s320/macandalam.jpg" width="320" /></a><br />
Ketiga bayi harimau itu lahir
pada 18 Oktober 2012. Induk jantannya bernama Anhar, harimau yang lahir
di TMM 14 tahun silam, sedangkan si Manis merupakan hasil tangkapan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut. Bagi si Manis, yang
kini berusia 13 tahun, ini merupakan kali ketiga dia melahirkan.<br />
<br />
Si
Manis melahirkan pertama sekali pada Oktober 2009, namun dua ekor anak
harimau itu mati. Kemungkinan karena belum mahir menjaga anak-anaknya
mengingat itu merupakan pengalaman pertama. Berikutnya, si Manis
melahirkan tiga anak pada 24 Juli 2011. Ketiga anak itu kini masih
berada di TMM.<br />
<br />
Rutinnya si Manis melahirkan, tidak lepas dari
suplai makanan yang cukup dan pemeliharaan yang baik. Keberhasilan
konservasi harimau ini juga menjadi modal besar TMM untuk menambah
koleksinya. Jika masanya sudah pas, harimau itu bisa dibarter dengan
binatang lainnya dari taman margasatwa lain, dan harimau sumatera
biasanya lebih bernilai dibanding binatang yang lain karena sangat
langka.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-5097578371639115752012-11-21T22:37:00.002-08:002012-11-21T22:37:32.020-08:00Bebas! Dokjali Si Elang Jawa Dilepas di Lereng Gunung Slamet <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjO2IG6MhVyver3qUdu11hcyt-7YG1IxbPN0RrI-B9hw9o_BdTvmdXnXBKHl5lqgITNGjVrUatjz2-GLOR7BwMvCdx46v6V_oMr7hjBUFMDByO51ElcRRybUEs9MRQnvfZ-j1Izy_6aSFr/s1600/elangjawa1dalam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjO2IG6MhVyver3qUdu11hcyt-7YG1IxbPN0RrI-B9hw9o_BdTvmdXnXBKHl5lqgITNGjVrUatjz2-GLOR7BwMvCdx46v6V_oMr7hjBUFMDByO51ElcRRybUEs9MRQnvfZ-j1Izy_6aSFr/s320/elangjawa1dalam.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Banyumas</b> - Cuaca cerah di lereng Gunung Slamet
mendukung pelepasan Dokjali, seekor Elang Jawa Indonesia (Nisaetus
bartelsi), di hulu sungai Banjaran lerengd Selatan Gunung Slamet,
Banyumas, Jawa Tengah. Pelepasan dilakukan oleh Tim dari Balai
Konservasi Sumber Daya Alam, Suaka Elang, Biodiversity Society Banyumas,
masyarakat Desa Melung dan PT Indonesia Power.<br />
<br />
Elang jawa
tersebut merupakan hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Jawa Barat dari pemburu dan selanjutnya dibawa ke Suaka Elang
selama empat tahun untuk menjalani rehabilitasi.<br />
<br />
Sebelum hewan
langka itu dilepasliarkan, sempat dibangun kandang habituasi yang di
bangun di dekat bukit Cendana lereng Gunung Slamet. Kandang habituasi
merupakan kandang untuk penyesuaian sebelum elang tersebut
dilepasliarkan.<br />
<br />
Sebelum menjalani rehabilitasi di Suaka Elang,
elang Jawa ini sempat ditempatkan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS)
Gadog, Bogor, Jabar, sekitar dua tahun. Saat ini, usia elang
diperkirakan mencapai empat hingga lima tahun.<br />
<br />
Lika liku
penyelamatan, perawatan di Suaka Elang sampai pelepasliarannya di
kawasan sekitar hulu Sungai Banjaran lereng Selatan Gunung Slamet tidak
lepas dari dukungan banyak pihak.<br />
<br />
"Si Dokjali ini diadopsi dan
didanai oleh Indonesia Power. Memang lebih baik dana BUMN itu digunakan
untuk konservasi lingkungan, atau pemberdayaan ekonomi riil masyarakat
sekitar," kata Koordinator Biodiversity Society Banyumas, Timur
Sumardiyanto, kepada wartawan, Rabu (14/11/2012).<br />
<br />
Menurut dia,
selain elang jawa, spesies raptor juga banyak terdapat di Gunung Slamet.
“Ada elang hitam, bido, ular dan raptor migrant lainnya terlihat di
gunung slamet,” katanya.<br />
<br />
Dia menjelaskan, elang Jawa yang hampir
punah ini merupakan endemik Pulau Jawa. Keberadaanya terus berkurang
karena perburuan liar dan semakin sempitnya habitat burung ini.
Beruntung masih banyak pihak yang perduli dengan konservasi lingkungan.<br />
<br />
Sementara
itu, Wakil Bupati Banyumas Ahmad Husain, saat ditemui usai
pelepasliaran elang jawa, mengatakan, pihaknya menyambut baik langkah
yang dilakukan Suaka Elang, Biodiversity Society, BKSDA dan PT Indonesia
Power.<br />
<br />
"Burung ini juga disimbolkan menjadi garuda, lambang
negara kita, namun burungnya semakin lama semakin habis. Oleh sebab itu,
kita harus menjaga kelestariannya dan Pemerintah Kabupaten Banyumas
akan mengusulkan paling tidak berupa Perbup (peraturan bupati) yang
kemudian bisa dijadikan peraturan derah (Perda), khususnya tentang
perlindungan satwa-satwa yang dilindungi," katanya.<br />
<br />
Menurut dia,
Gunung Slamet merupakan salah satu habitat elang jawa sehingga dipilih
sebagai lokasi pelepasliaran burung ini. Sementara di Jawa Tengah
sendiri penyebaran elang jawa hanya tinggal di Gunung Slamet, Merapi,
Merbabu, Dieng, serta hutan di Pemalang.<span id="goog_1866378438"></span><span id="goog_1866378439"></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-33220605220741683272012-11-21T21:51:00.000-08:002012-11-21T21:51:40.450-08:00Alam Liar Kalimantan, Diterkam Buaya atau Dicakar Orangutan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8fvlP7_tFcZYQl4mE14J3ZDGeiaDzUMPtLn1jdmKXfLZLyGyNde9lg1zomRk04bOnz0g4XH-wlYLj_tvhec2R367GlFuNSpaOP9bQRYLloi2fvQFFVRTCEUhyphenhyphenBbK9uCx6BYDnKEB1cgTX/s1600/091248_orangutanari1_002.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8fvlP7_tFcZYQl4mE14J3ZDGeiaDzUMPtLn1jdmKXfLZLyGyNde9lg1zomRk04bOnz0g4XH-wlYLj_tvhec2R367GlFuNSpaOP9bQRYLloi2fvQFFVRTCEUhyphenhyphenBbK9uCx6BYDnKEB1cgTX/s320/091248_orangutanari1_002.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h2>
Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting</h2>
</td></tr>
</tbody></table>
<b>Tanjung Puting</b> - Bertemu orangutan di kebun
binatang atau Taman Safari, itu sudah lazim. Namun bila bertemu
orangutan di habitat aslinya di pedalaman Kalimantan, siap-siaplah untuk
petualangan seru dan menegangkan.<br /><br />Rute menuju Taman Nasional
Tanjung Puting, Kalimantan Tengah memang terbilang jauh. Perahu
sederhana membelah sungai yang menjorok ke tengah hutan. Dijamin ini
akan membuat sensasi tersendiri.<br /><br />Apalagi, trip ini di bawah
intaian mata buaya liar yang ganas dan tidak sungkan menerkam manusia.
Alhasil, mengikuti petunjuk guide lokal merupakan cara paling cepat
untuk beradaptasi.<br /><br />"Jangan pernah menyentuh air dengan tangan
apalagi sampai mandi di sungai. Baunya itu menggiring buaya ke sini,"
kata seorang warga lokal Matholah saat detikTravek menembus hutan di
Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, minggu lalu.<br /><br />Matholah
yang sudah mengenal karakter para buaya dengan seksama menambahkan,
banyak wisatawan terutama turis asing yang bandel. Ia sempat menyaksikan
seorang turis diterkam buaya karena mandi di sungai.<br /><br />"Itu
sekitar 2 hingga 3 tahun lalu. Sudah saya bilang, dia tidak percaya.
Akhirnya meninggal karena dimakan buaya," tukas Matholah.<br /><br />Berbeda
dengan Matholah, seorang manajer salah satu pondok konservasi orangutan
menceritakan bagaimana seorang wisatawan dicabik-cabik orangutan karena
melawan.<br /><br />"Kejadiannya baru 3 hari lalu. Ada tamu yang tertinggal
rombongan di jalan setapak. Dia dihampiri orangutan dan kameranya
ditarik. Orangnya tidak mau kameranya diambil orangutan. Orangnya
diamuk, dicakar-cakar hingga meninggal," kata Satri, Manajer Pondok
Tanggui, sebuah taman penangkaran yang dihuni sekitar 35 ekor orangutan.<br /><br />Namun
cerita seram untuk bertemu orangutan di habitat aslinya, tidak
menyurutkan kedatangan turis. Para wisatawan biasanya datang berkelompok
atau hanya sepasang. Bila berkelompok, dapat menginap di satu-satunya
penginapan di tengah hutan itu atau menginap di kota terdekat yakni di
Pangkalan Bun.<br /><br />"Pangkalan Bun kesini naik speedboat kecil yang
menggunakan mesin tempel sekitar 1,5 jam. Pergi pagi, pulang setelah
melihat orangutan diberi makan jam 14.00 WIB," imbuh Satri.<br /><br />Sementara
untuk turis asing yang berpasangan didominasi oleh turis lanjut usia di
atas 60 tahun. Mereka menyewa kapal klotok, kapal kayu dengan ukuran
15x6 meter. Di kapal ini, para turis tersebut akan tinggal selama
menikmati hutan habitat orangutan, biasanya 3 hingga 4 hari. Paket
liburan di kapal kayu ini sekitar Rp 1,5 juta/malam.<br /><br />"Mereka
menikmati hutan yang sepi dan tidak ada sinyal telepon. Hanya
duduk-duduk di kapal. Kalau waktu memberi makan orangutan, mereka turun
dan melihat. Logistik sudah disiapkan sejak berangkat," ucapnya.<br /><br />Pengalaman
seru tersebut akan terbayar lunas saat melihat langsung dengan
orangutan. Wajah lucu orangutan dan sikapnya yang unik menjadi sesuatu
yang sulit dipadankan dengan pengalaman yang lain. Orangutan hanya hidup
di Kalimantan dan Sumatera, tidak ada di tempat lain.<br /><br />Para
orangutan ini tampil lebih alamiah di sebuah bidang kayu 3x3 meter yang
disiapkan sebagai meja makan. Sementar turis mengelilinginya dan
siap-siap mengabadikan dengan kamera.<br /><br />Sebelumnya, seorang
tengkalang akan membawa tumpukan buah dan ditaruh di atas meja kayu itu.
Tengkalang merupakan sebutan warga setempat bagi penjaga dan pemberi
makan orangutan. Paling sering orangutan diberi pisang dan nangka.<br /><br />"Khusus
untuk yang masih bayi, kami berikan susu juga. Kalau orangutan sakit,
mereka akan datang ke pos, wajahnya pucat dan bibirnya merah-merah.
Fecesnya juga tidak seperti biasanya. Ada seorang dokter hewan yang
memantau," ucap Satri.<br /><br />Hanya saja, perjalanan untuk mencapai
tempat ini relatif tidak murah. Dari Jakarta, biasanya para turis
menggunakan pesawat langsung ke Pangkalan Bun, kota terdekat daeri taman
nasional. Dari Pangkalan Bun harus menyewa speedboat mesin tempel
ukuran 5 orang. Tarifnya Rp 500.000/kapal.<br /><br />Kalau jumlah rombongan
lebih besar, mereka dapat menyewa perahu klotok dengan tarif Rp 1,5
juta sudah termasuk menginap di kapal dan makan. Kapal ini bisa memuat
hingga 15-an orang. Hanya ada sebuah resor yang disewakan di kawasan
taman nasional ini.<br /><br />"Bagaimanapun ini pengalaman paling menarik dan menantang," ucap seorang wisatawan lokal, Heru.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-16269015380169836492012-11-21T21:46:00.002-08:002012-11-21T21:46:42.637-08:00Konservasi Fauna di Kebun Binatang Surabaya<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnYa_qcmVVBtNXBMI-eSOQlFspFiMGVegdvhxYnQrzoxT0eY7AkH6LjY71SNOfdCq_To_OKd-3eCi_MceFQcutvAjwSF7aTcHaEMUSMuscJxPh46ocmFbJZxZoPoKQQDHmEpnMb0RVjJx2/s1600/125842_rusa-di-kebun-binatang-surabaya_663_382.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnYa_qcmVVBtNXBMI-eSOQlFspFiMGVegdvhxYnQrzoxT0eY7AkH6LjY71SNOfdCq_To_OKd-3eCi_MceFQcutvAjwSF7aTcHaEMUSMuscJxPh46ocmFbJZxZoPoKQQDHmEpnMb0RVjJx2/s320/125842_rusa-di-kebun-binatang-surabaya_663_382.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
Kebun binatang ini terletak di tengah-tengah kota,</h3>
<h3>
tepatnya di Wonokromo, Surabaya.</h3>
</td></tr>
</tbody></table>
<strong>Vlog </strong>-
Tempat wisata di Jawa Timur terdiri atas wisata religi, wisata
pemandangan alam, wisata budaya, dan balai konservasi pelestarian fauna
langka. Beragam tempat wisata yang tersebar di Provinsi Jawa Timur
dipengaruhi oleh budaya suku Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.<br />
<br />
Beberapa objek wisata di Jawa Timur yang menarik untuk dikunjungi
antara lain, Kebun Binatang Surabaya. Kebun binatang ini terletak di
tengah-tengah kota, tepatnya di Wonokromo, Surabaya.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-54250677410845338252012-11-21T21:36:00.002-08:002012-11-21T21:36:34.030-08:00Perusahaan Sawit Didesak Lindungi Orangutan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaphM9RvWWUOJiIvadtDLEXV6xgKx-d8KchSIHz6WDAEbm13Mpz_dM8vc_-Hlw6VotmysFnnVLqwfdOBd50aW3dnNLE0KN389-XTVu2r26jVfcm4CBI326yvdcW28Nhrn7T2GbhhQX132k/s1600/142147_sekolah-bayi-orangutan_663_382.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaphM9RvWWUOJiIvadtDLEXV6xgKx-d8KchSIHz6WDAEbm13Mpz_dM8vc_-Hlw6VotmysFnnVLqwfdOBd50aW3dnNLE0KN389-XTVu2r26jVfcm4CBI326yvdcW28Nhrn7T2GbhhQX132k/s320/142147_sekolah-bayi-orangutan_663_382.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
Selama ini hanya sedikit areal konservasi untuk </h3>
<h3>
orangutan dari perkebunan</h3>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="isiberita">
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<strong>VIVAnews</strong>
- Presiden Direktur Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI),
Jamartin Sihite, mengatakan penyelamatan orangutan tidak harus langsung
ke hutan restorasi. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah merehabilitasi
area konservasi yang di wilayah perkebunan kelapa sawit.<br /><br />"Opsi penyelamatan dan pelepasan adalah opsi terakhir," kata Jamartin, Kamis, 2 Febuari 2012.<br /><br />Namun
menurut Deputi Direktur Konseravasi RHOI, Aldrianto Priadjati, ada
beberapa perusahaan yang kurang mengerti hal ini. "Di lapangan terjadi
gap antara manajemen perusahaan di pusat dengan perusahaan yang di bawah
soal area konservasi," katanya.</div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
Ini menyebabkan upaya
perlindungan orangutan kurang maksimal. "Hanya sedikit areal
konservasi untuk orangutan dari perkebunan," tutut Aldrianto.</div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<strong>Harus Steril</strong></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
Areal konservasi di wilayah perkebunan sawit itu juga harus steril dari unsur gangguan manusia untuk menjaga kehidupan manusia.<br /><br />Untuk
itu pihaknya siap memberikan bantuan perawatan dan konsultasi orangutan
kepada pihak perusahaan sawit. Jamartin juga mendorong perusahaan
kelapa sawit untuk menjadikan perlindungan orangutan sebagai komitmen
perusahaan dalam memelihara biodiversiti alam.<br /><br />"Ini harus jadi
tanggungjawab biodiversiti perusahaan bagi perusahaan kelapa sawit. Jika
tidak perlindungan orangutan akan jadi sampingan saja," tambah Martin.<br /><br />Ia
mengatakan untuk merehabilitasi orangutan setidaknya butuh 3,5 sampai 4
juta per bulan untuk satu individu orangutan. Untuk satu tahun, perlu
biaya 35 sampai 45 juta untuk satu individu orangutan. "Nilai itu sudah
(dihitung) saat timbul penyakit tertentu," jelasnya. (ren)</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-57129769647397960102012-11-21T21:32:00.002-08:002012-11-21T21:32:34.293-08:00Spesies Monyet Langka Kolumbia Ditemukan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmcuxGb0d89Ml99vlB4VMrXK1_MUg3eMIwN1k1CCdZveP2do6Da8L3xX71Nwi2nGeksFnA01XcPZJ5tUdDx-dVj_cJ9GgOW_-xMBSzQR8cIlXNclw9XCbgmTjKOm3TD4hGFHJdJGo_sQ5F/s1600/142110_monyet-laba-laba-cokelat-dari-kolombia_663_382.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmcuxGb0d89Ml99vlB4VMrXK1_MUg3eMIwN1k1CCdZveP2do6Da8L3xX71Nwi2nGeksFnA01XcPZJ5tUdDx-dVj_cJ9GgOW_-xMBSzQR8cIlXNclw9XCbgmTjKOm3TD4hGFHJdJGo_sQ5F/s320/142110_monyet-laba-laba-cokelat-dari-kolombia_663_382.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
Pihak Konservasi dari Taman Nasional ini </h3>
<h3>
akan mengumumkan secara resmi akhir pekan ini.</h3>
</td></tr>
</tbody></table>
<strong>Vlog</strong>
- Sebuah populasi baru dan langka dari dunia primata ditemukan. Monyet
jenis ini baru saja ditemukan di Taman Nasional Kolumbia Selva de
Florencia. Pihak Konservasi dari Taman Nasional ini akan mengumumkan
secara resmi akhir pekan ini.<br />
<br />
Selama melakukan survey dan riset di Taman Nasional Kolumbia Selva de
Florencia, ilmuwan setempat akhirnya menemukan sebuah temuan yang
sangat mengejutkan. Monyet Laba-laba Cokelat atau bernama latin <em>A Hybridus Bruneus</em> ditemukan hidup disekitar Taman Nasional ini.<br />
<br />
Species ini ditemukan hidup di kedua sisi sungai Magdalena, sebuah
sungai yang melintasi Taman Nasional Selva de Florencia. Ketika Taman
Nasional ini didirikan pada tahun 2005, tidak ada penampakan baru dari
species monyet laba-laba cokelat ini. Bahkan species ini dianggap sudah
punah.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6313808910628781220.post-79979815453287467032012-11-21T21:28:00.000-08:002012-11-21T21:28:23.943-08:00Industri Sawit Ditantang Penuhi Pangan Global<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPz00-CUyJrlxR6YFW3hV5tL0-v5vL-xEtDW5KYke_Ybg5oArSZHEkKOW-18PYox472oJL75H_GaZSAJIXb4SnNxx9tvkf4gdMFlFWY-Cn9zKlZsoV7O9vEBzbwUnV7fy9ny8KsbQmbc1G/s1600/57977_kelapa_sawit_663_382.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPz00-CUyJrlxR6YFW3hV5tL0-v5vL-xEtDW5KYke_Ybg5oArSZHEkKOW-18PYox472oJL75H_GaZSAJIXb4SnNxx9tvkf4gdMFlFWY-Cn9zKlZsoV7O9vEBzbwUnV7fy9ny8KsbQmbc1G/s320/57977_kelapa_sawit_663_382.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
Para pelaku industri bertekad untuk menyatukan </h3>
<h3>
konservasi hutan untuk meningkatkan produk. </h3>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="isiberita">
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<strong>VIVAnews</strong> - PT SMART Tbk bersama CIRAD (Agricultural Research for Development) dan WWF Indonesia kembali menggelar <em>International Conference on Oil Palm and Environment</em> (ICOPE) untuk ketiga kalinya di Nusa Dua, Bali, 22-24 Februari mendatang.</div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
Dalam ICOPE, para pelaku
industri bertekad untuk menyatukan konservasi hutan dengan
meningkatkan produksi minyak sawit berkelanjutan.<br /> <br /> "Tema itu
memang menyesuaikan dengan kondisi terkini yang tengah dihadapi
industri kelapa sawit. Namun, tujuannya tetap yaitu untuk merespons
tantangan dalam produksi minyak sawit lestari, sekaligus menjadikannya
solusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan serta energi nasional bahkan
dunia," kata Direktur Utama PT SMART Tbk, Daud Dharsono, yang menjabat
sebagai <em>Steering Committee</em>, di Plaza BII, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2012.<br /> <br />
Menurut Daud, ICOPE ini terinspirasi dari dinamika industri perkebunan
sawit nasional yang begitu tinggi. Kebutuhan dunia atas minyak nabati
juga terus meningkat, serta semakin kuatnya langkah dan upaya industri
perkebunan kelapa sawit nasional mengedepankan praktik agribisnis.<br /> <br /> "Sejak konferensi pertama pada 2007 dan kedua 2010, ICOPE telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai <em>platform</em>
unik dan berharga bagi para ahli untuk mengembangkan jaringan serta
membagi praktik-praktik terbaik dan solusi yang sesuai dengan produksi
minyak sawit lestari dan perlindungan lingkungan," kata dia.<br /> <br />
Konferensi ini direncanakan dibuka oleh menteri pertanian dan dihadiri
oleh menteri kehutanan serta menteri lingkungan hidup yang akan
memberikan pidatonya.</div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
Dalam konferensi ICOPE
tersebut, permasalahan, solusi, alat serta praktik-praktik lapangan
untuk membuat konservasi hutan selaras dengan momentum global
perkembangan industri kelapa sawit akan didiskusikan.<br /> <br />
"Sejumlah agenda utama seperti bagaimana hutan bernilai konservasi
tinggi dan keanekaragaman hayati dikelola, upaya pengurangan emisi
karbon, pemanfaatan jasa lingkungan hingga upaya intensifikasi
perkebunan rakyat," ujar Daud.<br /> <br /> Daud menuturkan, tujuan dari
konferensi ini adalah membagi pengalaman dan solusi antara berbagai
pemangku kepentingan serta melanjutkan usaha-usaha untuk membuat
industri kelapa sawit sebagai komponen hijau pertanian. (art)</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17844290510963219569noreply@blogger.com0